Menteri Abdul Mu'ti Tegaskan Kurikulum Tak Berubah
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan bahwa isu perubahan kurikulum yang kerap memicu perdebatan publik sejatinya bukan masalah baru.
Dalam diskusi edukatif yang tayang di Kanal YouTube resmi Kemendikdasmen, ia menyampaikan bahwa kurikulum baik Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka tetap berlaku, hanya pendekatan pembelajaran yang diperbarui.
Menurutnya, persoalan kurikulum selama ini lebih banyak terkait administrasi dibanding substansi materi pelajaran.
“Kurikulum itu kontennya tidak berubah, yang berbeda adalah pendekatan dan cara mengajarnya,” jelas Abdul Mu'ti.
Ia mencontohkan, rumus luas segitiga tetap sama, tetapi cara mengajarkannya kini diarahkan pada pembelajaran mendalam (deep learning) agar siswa tidak sekadar menghafal, melainkan memahami dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Permendikdasmen 13/2025 Bukan Kurikulum Baru
Kebijakan terbaru melalui Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 ditegaskan bukan pergantian kurikulum, melainkan pengaturan pelaksanaan pembelajaran mendalam.
Regulasi ini juga mengurangi jumlah muatan pelajaran agar beban belajar siswa lebih ringan, tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.
Abdul Mu'ti menyebut, arah kebijakan tersebut adalah menciptakan suasana belajar yang efektif, efisien, dan bermakna bagi siswa.
“Kita ingin anak didik menguasai materi, tapi juga merasakan manfaat nyata dari apa yang dipelajari,” tegasnya.
Kurangi Beban Administrasi Guru
Selain fokus pada siswa, inovasi besar juga ditujukan untuk guru. Kemendikdasmen resmi meluncurkan sistem e-kinerja yang menyederhanakan laporan kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Jika sebelumnya guru terbebani laporan berbasis poin dan banyak unggahan dokumen, kini cukup dilakukan sekali setahun.
Dengan sistem ini, guru bisa lebih banyak mencurahkan waktu untuk mengajar dan meningkatkan profesionalisme.
“Inovasi ini bentuk keberpihakan kepada guru, agar mereka tidak lagi habis waktu mengurus administrasi, tetapi bisa fokus mendidik,” ujar Abdul Mu'ti.
Selain e-kinerja, sepanjang 2025 Kemendikdasmen juga telah menerbitkan 13 Peraturan Menteri yang mengatur redistribusi guru, pendidikan inklusif, penguatan karakter, hingga pengembangan talenta siswa.
Akses Pendidikan Merata
Abdul Mu'ti menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan, baik di perkotaan maupun daerah terpencil. Program seperti Gerakan Numerasi Nasional menjadi fokus utama untuk memperkuat kemampuan dasar siswa di bidang logika dan matematika.
Sementara itu, pengembangan sekolah satu atap dan pembelajaran jarak jauh menjadi solusi agar anak-anak di pelosok tetap mendapat layanan pendidikan bermutu.
Host dan Kanal YouTube
Diskusi ini dipandu oleh Doni the Keizer dan Don Boskoslang, serta tayang di YouTube Kemendikdasmen yang secara rutin menampilkan dialog seputar kebijakan pendidikan dasar dan menengah.
Dengan demikian, pernyataan Abdul Mu'ti mempertegas arah kebijakan pendidikan 2025: kurikulum tetap berjalan, tetapi pendekatan pembelajaran dan pengurangan beban administrasi guru menjadi inovasi utama.
Tujuannya jelas, menciptakan pendidikan yang bermutu, merata, dan berpihak pada guru serta siswa di seluruh Indonesia. []
📝 RD