TERBARU


SICARA, “Jantung Data Pergerakan” Muhammadiyah untuk Memperkuat Cabang dan Ranting


Umar Abidin, sekretaris LPCR PM

BLITAR – Sistem Informasi Cabang dan Ranting (SICARA) yang digagas Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah kini menjadi salah satu instrumen penting dalam strategi gerakan Muhammadiyah.

Menurut Umar Abidin, Sekretaris LPCRPM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar, SICARA bukan sekadar sistem informasi biasa, melainkan “jantung data pergerakan” Muhammadiyah. 

“Melalui SICARA, kondisi cabang dan ranting, termasuk yang berada di daerah paling terpencil, bisa terpantau dengan baik. Dengan begitu, pimpinan pusat memiliki pemahaman yang utuh dan akurat mengenai situasi di lapangan,” ujarnya.

Filosofi dan Nilai

Umar menekankan, filosofi dasar dari SICARA bukanlah sebagai alat kontrol organisasi. 

“SICARA adalah manifestasi dari nilai keadilan dan pemerataan. Sistem ini dibangun atas prinsip transparansi, akuntabilitas, serta berbasis data yang kuat,” jelasnya.

Ia menambahkan, keberadaan SICARA diharapkan memperkuat pemberdayaan kader sekaligus memastikan program dan langkah strategis Muhammadiyah berjalan sejalan dan merata di seluruh wilayah.

Peran Data dalam Strategi Gerakan

Berdasarkan keterangan resmi dalam laman SICARA, data yang dihimpun memiliki tiga peran utama:

  1. Identifikasi Kebutuhan Riil
    SICARA memuat data pengurus, anggota, aset, hingga amal usaha di tiap cabang dan ranting. “Sering kali ada cabang atau ranting yang belum memiliki data lengkap jumlah anggota aktif maupun amal usaha mereka. Nah, SICARA hadir untuk menjawab persoalan ini,” ujar Umar.

  2. Optimisasi Alokasi Sumber Daya
    Dengan data geografis, demografis, hingga kebutuhan spesifik daerah, SICARA membantu menentukan prioritas alokasi sumber daya. “Misalnya, tidak semua cabang atau ranting punya infrastruktur digital memadai. Dari data ini, kita bisa menentukan mana yang lebih dulu dibantu,” jelasnya.

  3. Mengukur Dampak Program
    SICARA juga memungkinkan pemantauan terhadap kehadiran, partisipasi, hingga hasil program dakwah dan sosial. Menurut catatan LPCRPM, program yang disesuaikan dengan data lokal cenderung lebih berhasil dibanding program generik.

Umar berharap, dengan optimalisasi SICARA, Muhammadiyah mampu menjaga arah pergerakan organisasi tetap solid, terukur, dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat. 

“Data adalah cermin realitas, dan dengan data itulah Muhammadiyah bisa melangkah lebih tepat,” pungkasnya.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment