Keunikan Muhammadiyah di Kupang, Model Kerukunan dan Toleransi di NTT


Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki sebuah institusi pendidikan tinggi yang mencerminkan keunikan Muhammadiyah dalam mengelola keberagaman dan toleransi, yaitu Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK). 

Berdiri sejak 21 September 1987, UMK tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di wilayah dengan mayoritas penduduk non-Muslim.

Salah satu keunikan utama dari UMK adalah mayoritas mahasiswanya beragama non-Muslim. 

Data terbaru menunjukkan sekitar 63,11% mahasiswa UMK adalah non-Muslim, dengan komposisi 35,17% beragama Katolik, 27,80% Protestan, dan sisanya Hindu. 

Sementara itu, 36,89% mahasiswa lainnya adalah Muslim. Hal ini mencerminkan bahwa UMK bukan hanya milik satu golongan, tetapi terbuka untuk semua kalangan.

Keberadaan mahasiswa non-Muslim dalam jumlah signifikan ini menjadi bukti bahwa Muhammadiyah berhasil menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. 

Tidak hanya itu, seluruh mahasiswa, baik Muslim maupun non-Muslim, diwajibkan mengikuti mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). 

Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Islam yang universal tanpa mengurangi keyakinan masing-masing agama. 

Langkah ini dianggap berhasil dalam mempererat hubungan antarumat beragama di dalam kampus.

UMK menjadi miniatur kehidupan multikultural di NTT. Di lingkungan kampus, mahasiswa dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda hidup berdampingan dengan harmonis. 

Ini sejalan dengan visi Muhammadiyah sebagai organisasi yang menekankan pentingnya "Islam Berkemajuan," yaitu konsep Islam yang relevan dengan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan keberagaman.

Kehidupan multikultural di UMK tidak hanya terlihat dalam interaksi mahasiswa, tetapi juga dalam kegiatan akademik dan kemasyarakatan. 

Berbagai program sosial digagas untuk melibatkan seluruh elemen kampus dalam membantu masyarakat, seperti pengabdian masyarakat di wilayah terpencil tanpa memandang latar belakang agama.


Kontribusi Muhammadiyah di Kupang

Sebagai bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah, UMK memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan dan dakwah di NTT. 

Kehadiran Muhammadiyah di Kupang tidak hanya melalui UMK, tetapi juga melalui berbagai amal usaha lain seperti sekolah, rumah sakit, dan kegiatan sosial. 

Muhammadiyah di NTT secara konsisten mendorong peningkatan kualitas pendidikan dengan pendekatan yang inklusif.

Tanwir Muhammadiyah 2024 yang diselenggarakan di Kupang menjadi salah satu bukti nyata pengakuan terhadap keunikan dan kontribusi Muhammadiyah di wilayah ini. 

Acara ini dihadiri oleh tokoh nasional, termasuk Presiden Prabowo Subianto, yang mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam mencetak tokoh-tokoh bangsa dan memperkuat persatuan.

-00-

UMK dan Muhammadiyah di Kupang menjadi contoh bagaimana keberagaman dapat dikelola dengan baik. 

Kampus ini membuktikan bahwa pendidikan adalah alat yang ampuh untuk menyatukan perbedaan. 

Melalui pendekatan yang inklusif, UMK tidak hanya mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga individu-individu yang memahami pentingnya toleransi dan harmoni sosial.

Dengan mayoritas mahasiswa non-Muslim, program-program multikultural, dan kontribusinya terhadap pembangunan NTT, Muhammadiyah di Kupang menunjukkan wajah Islam yang damai dan inklusif. 

Keunikan ini menjadikan Muhammadiyah di Kupang sebagai model keberhasilan pengelolaan keberagaman yang patut dicontoh di Indonesia. []

Post a Comment for "Keunikan Muhammadiyah di Kupang, Model Kerukunan dan Toleransi di NTT"